Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Umum

Tim AEER Lakukan Riset Tentang Komunitas Adat Terpencil Di Banggai Kepulauan

187
×

Tim AEER Lakukan Riset Tentang Komunitas Adat Terpencil Di Banggai Kepulauan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BANGKEP – Matahari mulai memancarkan sinarnya di bumi. Namun pancaran cahayanya tak seindah cerita kehidupan masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang berada di Kecamatan Buko dan Buko Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah.

Komunitas Adat Terpencil (KAT) tersebut antara lain berada di Dusun Mongolit Desa Talas-talas, Dusun Sisipan Desa Paisubatu dan Dusun Sasake Desa Seano.

Example 300x600

8 November 2025, Tim dari Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER), Sofi, Anisa dan Titis mencoba menggali lebih dalam tentang kehidupan mereka, dengan mendatangi serta berdiskusi langsung kepada Pemerintah Desa setempat.

Kades Talas-talas, Aser Lombua mengatakan, Dusun Mongolit saat ini jumlah Kepala Keluarga kurang lebih 20. Akses jalan pun terbilang cukup sulit, harus menempuh jarak berjam-jam dengan jalan kaki untuk bisa sampai ditempat tersebut.

” Kalau pakai kendaraan agak sulit,” kata Aser saat berdiskusi dengan tim AEER.

Dulu, lanjut Aser terdapat bantuan perumahan sebanyak 75 unit. Namun perumahan itu tidak di fungsikan bahkan ditinggalkan, karna fasilitas pendukung seperti listrik dan air menjadi kendala.

” Pernah juga ada bantuan PLTS 28 unit namun sudah rusak,” tuturnya.

Selanjutnya, Dusun KAT Sisipan Desa Paisubatu. Sekretaris Desa, Kasman mengungkapkan bahwa, untuk menuju Dusun tersebut harus menempuh perjalanan sejauh 3 kilometer, dengan akses jalan menantang. Dihuni sekitar 61 Kepala Keluarga.

” Listrik sudah masuk, hanya baru sebagian warga yang dapat mengakses listrik tersebut, karna mampu,” ucapnya.

Terakhir, Tim AEER bergeser menuju Desa Seano dan bertemu langsung dengan Bendahara Desa, Elle. Ia bercerita bahwa, diwilayahnya terdapat Dusun pedalaman Sasake yang tingkat ekonomi dan sumber daya manusia masih terbilang rendah.

Bahkan, kata Elle untuk sampai di Dusun Sasake bisa memakan waktu 4 jam lamanya. Akses jalan yang sangat sulit, membuat 29 Kepala Keluarga di pedalaman Sasake sangat terisolir dari dunia luar.

Meski begitu, Elle kerap aktif dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat Sasake, dengan mendirikan rumah belajar Sasake.

” Yah walau pun harus jalan kaki berjam-jam ke Sasake,” tuturnya.

” Di pedalaman Sasake juga masih terdapat pasar barter yang diadakan tiap hari sabtu,” tambahnya.

Harapan Elle, Sasake harus lebih diperhatikan oleh Pemerintah. Mulai dari akses jalan, fasilitas pendidikan, rumah ibadah dan listrik menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat yang berada di pedalaman Sasake.

Diketahui, Tim AEER dari Jakarta melakukan riset awal untuk mengetahui wilayah atau kampung terpencil yang belum teraliri listrik. Sehingga bisa memaksimalkan potensi apa saja untuk pembangunan listrik energi baru terbarukan berbasis komunitas.

SM

Example 300250
Example 120x600