Morowali – Sejumlah warga Desa Tondo, Kecamatan Bungku Barat, bersama pemerintah desa setempat mendatangi kantor PT Indonesia Huabao Industrial Park (IHIP) pada Jumat, 11 April 2025. Mereka mengembalikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa perlengkapan untuk pelaku UMKM. Bantuan itu dinilai tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kepala Desa Tondo, Iwan Mbawi, yang turut mendampingi warga, mengatakan bahwa program CSR oleh perusahaan tidak melibatkan pemerintah desa. “Bantuan ini kami kembalikan karena tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perusahaan tidak transparan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa yang paling memahami kondisi warganya,” ujar Iwan.
Menurutnya, program CSR seharusnya menjawab dampak langsung aktivitas industri terhadap kehidupan sosial dan ekonomi warga. Kebutuhan masyarakat desa, terutama mereka yang terdampak kegiatan industri, lebih kompleks ketimbang sekadar alat memasak.
Pihak IHIP sebelumnya menyatakan komitmen dalam mendukung penguatan UMKM melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Dalam keterangan yang dikutip dari Antara Sulteng, Manajer External IHIP, Cipto Rustianto, menyebutkan bahwa sejak 2022 hingga akhir 2024, perusahaan telah menyalurkan anggaran sekitar 1,5 juta dolar AS untuk program CSR. Jika digabungkan dengan proyek pembangunan Bandara Morowali, total penyaluran dana CSR mencapai 11,5 juta dolar AS.
Meski demikian, warga menilai implementasi program masih jauh dari prinsip transparansi dan partisipasi. Mereka berharap perusahaan membuka ruang dan menyusun program berdasarkan kebutuhan riil masyarakat terdampak.
“CSR bukan sekadar formalitas. Kami ingin perusahaan benar-benar hadir dan mendengar,” ujar salah satu warga yang turut serta dalam aksi pengembalian bantuan.