Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Umum

Konflik Agraria Makin Memanas, PT ANA Dinilai Adu Domba Kelompok Masyarakat Lingkar Sawit

109
×

Konflik Agraria Makin Memanas, PT ANA Dinilai Adu Domba Kelompok Masyarakat Lingkar Sawit

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PALU – Cerita panjang Konflik Agraria perkebunan sawit skala besar yang melibatkan anak cabang PT Astra Agro Lestari (AAL) sekan tak pernah habis, bahkan terus manambah rentetan persoalan dengan warga yang berada dilingkar sawit.

Konflik Agraria struktural yang melibatkan masyarakat dengan PT Agro Nusa Abadi (ANA). Warga lingkar sawit pun terus berjuang untuk mendapatkan hak atas tanahnya.

Example 300x600

Kali ini, sebanyak delapan warga lagi memenuhi panggilan Polres Morowali Utara, terkait dalam perkara dugaan tindak pidana perampasan atau pencurian buah sawit di areal PT ANA.

Panggilan kepolisian terkesan sebagai bentuk upaya untuk meredam dan mengkriminalisasi mereka sebagai warga petani yang sedang mempertahankan lahan dari PT ANA.

” Kami Petani mengaku, hal ini sangat tidak adil. Perusahaan yang nyatanya telah belasan tahun beroperasi tanpa mengantongi Hak Guna Usaha (HGU) sama sekali tidak tersentuh oleh hukum,” tegas Emang salah satu perwakilan warga.(21/3/25).

Bahkan katanya, lebih mirisnya lagi PT ANA mencoba membuat konflik horizontal antara masyarakat setempat. Mengadu domba kelompok satu dengan yang lain. Hal itu tidak lain untuk melanggengkan ekspansi perkebunan sawitnya.

Koodinator Asosiasi untuk Transformasi Sosial (ANSOS), Noval A Saputra menjelaskan setiap perusahaan perkebunan skala besar diwajibkan memiliki HGU sesuai dengan Undang-Undang Pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021.

” Pemerintah harus segera mengevaluasi seluruh dokumen dan aktivitas PT ANA dan Pihak Aparat Penegak Hukum agar tidak tinggal diam dan tak pandang bulu untuk segera melakukan penyelidikan terhadap PT ANA yang berpotensi merugikan Negara,” ucap Noval.

Sementara itu, Chairul Dani Sosiolog mengatakan bahwa Konflik antara pt ana dan warga terus berlangsung, dan yang menjadi korban adalah warga itu sendiri. Dalam konteks ini PT ANA menggunakan kekuasaan ekonomi dan politiknya untuk memaksa menguasai lahan milik warga, seringkali dilapangan perusahaan melakukan intimidasi dengan menggunakan hukum sebagai alat untuk melemahkan perlawanan yang dilakukan oleh warga.

” Situasi seperti ini harusnya Negara hadir untuk segera menyelesaikan konflik ini, apa bila konflik ini dibiarkan maka suatu saat konflik ini akan menjadi bom waktu dan pasti akan menambah korban,” jelasnya.

Konflik agraria ini telah berkepanjangan dan telah menyebabkan banyak penderitaan bagi warga lingkar sawit. Warga berharap bahwa konflik ini dapat segera diselesaikan dan hak atas tanah mereka dapat dikembalikan.

Example 300250
Example 120x600